Mudik, Fenomena Unik Negeri Ini
09.47
Lebaran tinggal sepekan lagi. Hiruk-pikuk mudik lebaran mulai terasa. Pemberitaan tentang angkutan Lebaran mulai menghiasi semua media massa. Meski waktu semakin mepet, tetap pantas kita ingatkan bahwa semua otoritas yang terkait dengan arus mudik dan arus balik Lebaran harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan serius.
Beberapa perbaikan jalan harus cepat diselesaikan. Dengan demikian tidak ada lagi tempat rawan penyebab kemacetan. Petugas terminal dan bandara harus sigap memberantas calo-calo yang suka menggelembungkan tarif sampai taraf memeras penumpang.
Kita sudah bosan dengan janji-janji pejabat yang bidang tugasnya terkait ritus tahunan yang melibatkan mobilitas manusia yang tahun ini diprediksi mencapi 16 juta orang. Berkali-kali mereka menyampaikan ke media bahwa persiapan sudah dilakukan sebaik-baiknya. Bahkan, dikesankan ada jaminan tidak akan terjadi masalah besar pada Lebaran nanti.
Mudik sebenarnya mempunyai arti ekonomi yang cukup strategis. Ratusan miliar uang berputar selama H-7 sampai H+7 Lebaran. Mengalir dari kota, bahkan dari luar negeri, ke desa. Geliat ekonomi pedesaan spontan naik signifikan. Kebaikan dan kedermawanan seketika tumbuh dan berhambur di desa.
Kendati hanya bersifat sementara, redistribusi kemakmuran itu memiliki maka\na signifikan bagi kehidupan pedesaan. Redistribusi yang berlangsung rutin memberikan harapan kepada warga desa bahwa sekurangnya setahun sekali aka nada uang masuk yang membukan banyak peluang.
Pedagang akan bersiap dengan stok dagangannya, penyedia jasa sudah bisa berhitung sekurangnya setahun sekali akan ada rezeki tambahan. Harapan sekecil itu bagi masyarakat yang nyaris tnpa harapan, sangat berarti.
Sayang, penanganan yang tak kunjung membaik membuat potensi yang luar biasa itu selalu lewat begitu saja. Bahkan, mudik menjadi merepotkan karena selalu diikuti kemacetan yang menimbulkan biaya yang luar biasa besar.
Di negeri ini, memang terlalu sering pejabat tidak menepati janji. Namun, kita tetap berharap mudik tahun ini lebih baik. Pemerintah harus mampu memenuhi janjinya untuk membuat mudik kali ini lebih lancer. Kita malu jika kedodoran dan grubyak-grubyuk selalu berulang.
Sekali lagi, kita harus berubah. Sebagai manusia yang dikaruniai budi dan daya, aneh kalau kita selalu masuk dalam kesalahan yang sama. Bahkan, untuk kegiatan yang rutin setiap tahun seperti mudik Lebaran pun, kita tidak pernah menemui pola penanganan baku yang baik. Kerinduan pulang kampong seharusnya difasilitasi dengan baik, sehingga menjadi pemanis kemenangan, tidak malah menambah kerepotan pada Hari Fitri nanti.
Dapatkan Laporan GRATIS "Bagaimana Mendongkrak Pendapatan Lewat Internet". Kunjungi http://www.berlianuang.co.cc untuk segera berlangganan sekarang. GRATIS!!
0 komentar:
Posting Komentar